top of page

Sekilas Biografi

Choirun Sholeh

     Choirun Sholeh Lahir di Klaten, 17 Juni 1967, anak terakhir dari lima bersaudara . Mulai menggambar sejak sekolah dasar, beberapa kali penghargaan diraihnya tatkala mengikuti lomba lukis tingkat sd sekecamatan hingga kabupaten. Setelah lulus SMA mulai fokus menggeluti seni lukis secara otodidak, mengingat untuk meneruskan sekolah di Akademi Seni itu tidaklah mungkin karena kehidupan keluarga yang pas-pasan. Pada masa itu ungutk bisa melukis. Choirun Sholeh sering sekali terbentur dengan permasalan biaya meminta orang tua pun tidaklah mungkin ditambah lagi pada masa itu alat-alat lukis terhitung cukup mahal untuk seorang pemula.

 

​

     Tahun 1987, Setelah lulus SMA tekadnya kera untuk bisa menyalurkan bakat melukisnya tersebut. Agar dapat membeli alat-alat lukis, Choirun Sholeh mulai mencari uang dengan berjualan es potos ( es Agogo) di daerah Tembilahan Indragiri Hilir, Riau. Dibelakang gerobak dorong, dia berkeliling disetiap gang dan jalan di kota Tembilahan dan dari situlah dia mendapatkan uang dan mulai membeli alat-alat lukis untuk meneruskan hobi dan bakat melukisnya. walaupun terkadang hanya ada saudara atau teman yang meminta lukisanya. Usahanya di Riau berjalan selama 2 tahunan

​

​

     Tahun 1990, mulai membuka sanggar lukis di rumahnya sendiri. Saat itu lukisanya sudah mulai dibeli orang. namun tetap saja belum bisa menutupi biaya membeli agar usaha lukisanya tetap bisa berjalan, karena pembeli lukisanya hanya tetangga dan orang sekitarnya saja, Waktu itu lukisanya dijual murah sekali. kadang tidak bisa mematok harga yang layak dari bakat melukisnya tersebut dengan kata lain Choirun Sholeh hanya dapat berlega dengan membiarkan pembeli terserah mau bayar berapa untuk mengganti biaya beli cat. Dan lagi lagi terbentur untuk biaya alat-alat lukis pekerjaan silih berganti dilakoninya mulai berjualan plastik bungkus di Pasar Sleman berjualan buah di Pasar Johar Semarang hingga tukang amplas di Lembaga Industri Kecil (LIK) Semarang.

​

​

     Tahun 1991, Akhirnya Choirun Sholeh memutuskan untuk bejualan Es potong lagi di kota Sambas Kalimatan Barat, perjuangan berat masih harus ditempuhnya karena hanya dengan berjualan es itulah uang bisa terkumpul secukupnya dan cat lukispun bisa terbeli begitulah seterusnya setiap cat habis.
 

 

    Tahun 1992, Jakarta adalah persinggahanya selanjutnya untuk seorang Choirun Sholeh. Mulai menguji dan mejajakan hasil karya lukisan di Jakarta dimana tempat berkumpulmya uang dan manusia. Di Jakarta inilah dia mulai belajar menjalani lebih serius lagi dengan hasil lukisannya dan Alhamdulillah dapat mengontrak rumah kecil di kawasan Lenteng Agung bermodalkan tekad Choirun Sholeh menawarkan jasil kartanya dari pintu ke pintu rumah ke rumah orang orang kaya. keliling dari pagi hingga sore terkadang saat pulang ke kontrakannya tak satupun hasil. Pengalaman menjadi pelukis jalanan di kawasan Pasar Baru Jakarta juga pernah ia lakoni. Panasnya terik matahari dibawah payung di pinggiran sungai Choirun Sholeh  menawarkan kepada pengguna jalan untuk melukiskan wajahnya atau photo.
 

​

      Di Jakarta ini lah Choirun Sholeh mulai banyak mengetahui jenis aliran lukisan dengan berbahai macam bentuk dan modelnya setelah sering berkunjung di Pasar Seni Ancol dan tempat-tempat penjualan lukisan maklumlah dia tidak belajar seni secara akademis. Choirun Sholeh banyak belajar dengan melihat lukisan dan mengetahui aliran-aliran lukisan. Bertanya tantang lukisan macam-macam cat, harga cat, cara membuat canvas sendiri dengan baik. Bukan waktu yang ringan untuk sebuah perjuangan
 

​

     Tahun 1994, Choirun Sholeh pun menikah dan kemudian memutuskan untuk tinggal di Yogyakarta bersama istri dan anaknya. di yogya inilah dia mengumpulkan hasil karyanya hingga tahun 1997, setelah perjuaganya mengumpulkan hasil karya mulailah Choirun Sholeh mencoba mengikutkan karya-karyanya pada FKY ( Festival Kesenian Yogyakarta ) sebagai ajang pameran lukisan perdananya. Setelah itu mulailah kehidupan sebagai seniman lukis dimulai lebih tekun lagi. Istrinya yang juga lulusan IKIP yogya jurusan Seni Tari ikut mendukung profesi sang suami sebagai sebagai pengabdi seni mengarungi bahtera kehidupan bersama dalam suka dan duka segabai keluarga seniman yang mecukupkan hidup dari hasil karya seni
 

​

     Tahun 1997, Pada tahun itu Choirun Sholeh terus menerus mengikuti event-event pameran dari FKY, Bazaar Seni, Beber Seni, Jambore Nasional Seni Rupa, hingga pameran-pameran di hotel bintang lima tidak luput diramaikan oleh hasil karya Choirun Sholeh ini.


    Tahun 2000, setelah pecinta seni dan kolektor mulai mengenalnya Choirun Sholeh memilih pindah dan menetap di Klaten sebagai tempat di mana beliau di lahirkan. Membangun rumah dan studio di Klaten untuk aktivitasnya melukis hingga saat ini.

  

Pelukis Naturalis

     Berjalan dengan waktu saat ini Choirun Sholeh memutuskan untuk beralih pada Lukisan Pemandangan tanpa adanya obyek manusia yang nampak jelas wajahnya. mungkin jadi pertanyaan bagi anda, apa yang menyebabkan Choirun Sholeh memilih beralih pada aliran Naturalis dengan tidak menyertakan makhluk hidup dan tidak menampakkan  wajah yang jelas pada lukisanya. Sebagaimana yang telah Choirun Sholeh fahami dalam keyakinan agamanya bahwa melukis yang menampakkan wajah dengan jelas itu tidaklah diperbolehkan  dalan keyakinanya. dengan segenap alasan yang diyakininya itulah yang saat ini menjadi latar belakang karya-karya lukisan Choirun Sholeh  tanpa menyertakan obyek-obyek manusia yang jelas muka dan wajahnya. Semoga penikmat seni dapat menghargai apa yang sudah beliau yakini


Pejabat Tinggi Negara  

 

     Perjuangan bukanlah sia-sia. Tekad dan harapan uang besar adalah salah satu faktor yang membukanya menjadi seorang pelukis yang cukup dikenal. Dan ini semua dicapai karean kemudahan dari Allah semata. Dari hari karya-karyanya yang telah tersebar saat ini, beberapa sudah dikoleksi oleh pejabat Negara dan Pengusaha Indonesia

     Antara lain seperti :

    - Mantan Presiden Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
    - Mantan Menseskab Bapak Dipo Alam
    - Mantan Kepala BIN Bapak Susanto
    - Mantan Wakasad Bapak Hary Cahyono
    - Dan juga Karyanya banyak dipajang di Instansi Pemerintahan, seperti di

      IstanaNegaraKementrian Sekertaris Negara dan banyak lagi


Akhir Kata    

​

     Sekiranya biografi Choirun Sholeh ini cukup memberi inspirasi bermanfaat bagi pengamat dan penikmat seni sekalian. Ketahuilah, perjuangan butuh tekad kebranian pengorbanan dan yang paling penting dari semua itu adalah tuntunan dari Allah Subhanahu Wa Taa'la, Jangan pernah menggap diri besar dengan sendirinya, karena peran andil Allah Taa'la Sang pencipta dan Pemberi Rizqi sangatlah besar dalam jalan hidup setiap manusia.
 

​

​

​

​

​

​

                                                                                                 Klaten, 10 Maret 2020

​

  • Instagram
  • Facebook

@ 2020 by Choirun Sholeh Art Gallery

bottom of page